- Jatuh cinta itu musuh akal sehat.
- Hampa itu seperti langkah tak berjejak, senja tak jingga, dan cinta tapi tak dianggap.
- Naksir diam-diam itu komidi putar. Seakan berjalan, tetapi sebenarnya tidak kemana-mana.
- Pacaran yang menyedihkan adalah pacaran yang masing-masing pihak sebenarnya sudah lama saling bosan.
- Orang yang bilang, ‘kamu terlalu baik buat aku’, sesungguhnya berarti: ‘Gue males cari alasan lain agar lo gak sakit hati’.
- Jatuh cinta bisa saja dengan orang yang tepat, tapi di waktu yang salah.
- Hidup penuh dengan ketidakpastian, tetapi perpindahan adalah salah satu hal yang pasti. Kalau pindah diidentikkan dengan kepergian, maka kesedihan menjadi sesuatu yang mengikutinya..... Padahal, untuk melakukan pencapaian lebih, kita tak bisa hanya bertahan di tempat yang sama. Tidak ada kehidupan lebih baik yang bisa didapatkan tanpa melakukan perpindahan. Gue jadi berpikir, ternyata untuk mendapatkan sesuatu yang lebih baik, gue gak perlu menjadi manusia super. Gue hanya perlu menjadi manusia setengah salmon: berani pindah.
- Lucu ya bagaimana semua putus cinta yang menyedihkan juga diawali oleh jatuh cinta yang menyenangkan. inilah sesungguhnya tujuan dari PDKT: agar kita bisa membedakan antara orang yang kita mau dan orang yang kita butuhkan.
- You can't always get what you want, but, if you try, sometimes you just might find you get what you need.
- Bagi gue, rumah adalah dia. Karena dia adalah tempat gue pulang. Karena, orang terbaik buat kita itu seperti rumah yang sempurna. Sesuatu yang bisa melindungi kita dari gelap, hujan, dan menawarkan kenyamanan.
-Cinta Brontosaurus-
- Memang menyakitkan, segimana besarnya masalah kita, orang lain akan tetap berjalan maju. Tidak ada yang memahami. Walaupun ketika kita cerita mereka pasti akan bilang 'Gue tau apa rasanya'. Tapi mereka tidak bener-bener tahu. Karena mereka tidak dalem posisi kita. Tidak.
- Orang-orang lain akan tetap memperlakukan kita seperti orang biasa. Tanpa tau apa yang kita jalani. Tanpa tau apa yang kita sedang alami. Sebesar apapun badai yang ada di hati kita saat ini, The world will keepon moving, and i'll keep on standing.
- Kadang gue ngerasa terlalu banyak hal hilang dalam perjalanan kita dari kecil hingga dewasa.
- Hanya satu yang gue peduli: Gue dapet perhatian orang yang gue suka.
- Di dalam bentuk tubuh yang biasa-biasa ini, gue lagi remuk redam hancur minah, compang camping, kuda bunting. Tapi bagi orang lain yang ngeliat, gue terlihat biasa. Karena apapun masalah kita, serumit dan sekompleks apapun, orang lain akan tetep jalan dengan hidupnya, seolah tidak memperdulikan, Life must goes on.
- Kata Plato, yang namanya 'gelap itu ngga ada, yang ada itu kekurangan cahaya.
-Marmut Merah Jambu-
- Apa yang harus kita lakukan pada kenangan yang memaksa untuk terus diingat?
- Bagaimana semesta bisa berkonspirasi hingga dua orang bisa actually ketemu memang mendekati keajaiban.
- Pada akhirnya, orang yang jatuh cinta diam-diam hanya bisa mendoakan. Mereka cuma bisa mendoakan, setelah capek berharap, pengharapan yang ada dari dulu, yang tumbuh dari mulai kecil sekali, hingga makin lama makin besar, lalu semakin lama semakin jauh. Orang yang jatuh cinta diam-diam pada akhirnya menerima. Orang yang jatuh cinta diam-diam paham bahwa kenyataan terkadang berbeda dengan apa yang kita inginkan. Orang yang jatuh cinta diam-diam hanya bisa, seperti yang mereka selalu lakukan, jatuh cinta sendirian. Terkadang yang kita inginkan bisa jadi yang tidak kita sesungguhnya butuhkan. Dan sebenarnya, yang kita butuhkan hanyalah merelakan.
- Cara paling mudah untuk tahu apakah kita cocok dengan orang tersebut atau tidak adalah ketika kita merasa lupa waktu.
- Dan gue, baru tau, bahwa satu kalimat yang ditulis oleh seseorang bisa membuat kita gak bisa tidur semalaman.
Eheeemm quotes terakhir emang paling ngga nyambung sama quotes sebelumnya. Tapi justru itu yang menjadi daya tarik Raditya Dika, kadang-kadang ngga nyambung hahaha. Buat quotes lainnya terkesan galau (-_-”) quotes itu sengaja gue ambil dari beberapa line di bab-bab dalam beberapa bukunya Raditya Dika, yang kesemuanya adalah hasil buah pikir Raditya Dika yang berhasil dibukukan dengan apik. Yaaa... seenggaknya quotes di atas bisa mewakilkan beberapa hal yang mungkin belum bisa tersampaikan secara verbal. Dan semoga di karya-karyanya Bang Dika yang lain bisa semakin matang lagi dalam hal diksi dan quotes, dan satu lagi, semoga Bang Dika bisa lebih berkualitas dalam kegalauannya supaya pembacanya makin banyak “banyak yang galau”.
Nih
beberapa quotes yang sempet gue browing dari internet :
- Orang yang jatuh cinta diam-diam memenuhi catatannya dengan perasaan hati yang tidak tersampaikan.
- Apa yang salah dari orang yang terlalu dalam sayang sama orang lain?
- Tidak ada yang bisa menghilangkan rasa selai kacang seperti cinta yang tak terbalas.
- Jika cinta bisa membuat tahi jadi rasa cokelat, cinta yang tak terbalas bisa membuat cokelat jadi rasa tahi.
- Cinta mungkin buta, tapi kadang, untuk bisa melihatnya dengan lebih jelas, kita hanya butuh kacamata yang pas.
- “Kita bakalan kayak gini terus”. Janji yang terkadang ngga bisa ditepati.
- Belalang sembah jantan berani mati demi cinta.(Jadi, kalo belalang sembah abis kimpoi, kepala belalang sembah cowok bakalan dimakan sama belalang sembah yang cewek)
- Ferret. “Mereka mati gara-gara jomblo”(Ferret betina itu jika tidak kimpoi pada musim kimpoi, mereka akan kelebihan hormon yang dapat menyebabkan mereka mati)
- Burung lovebirds, burung ini setia sama satu pasangan selama hidupnya(Burung ini cuma menikah satu kali, jika salah satu pasangan mereka mati, maka yang lain akan strres terus ngga lama bakal nyusul mati juga).
- Pacaran pada dasarnya punya risiko: ngambek, marah, dan akhirnya diselingkuhi, dan patah hati.
- Seperti marmut yang tidak tahu kapan harus berhenti berlari di roda yang berputar.
- Karena kita seperti belalang, tahu bahwa untuk mencintai seseorang, butuh keberanian.
Kepada kamu
Dengan penuh kebencian
Aku benci jatuh cinta
Aku benci merasa senang bertemu lagi dengan kamu,
tersenyum malu-malu, dan menebak-nebak
selalu menebak-nebak
Aku benci deg-degan menunggu kamu online.
Dan di saat kamu muncul,
aku akan tiduran tengkurap,
bantal di bawah dagu,
lalu berpikir,
tersenyum, dan berusaha mencari kalimat-kalimat lucu agar kamu,
di seberang sana,
bisa tertawa.
Karena, kata orang,
cara mudah membuat orang suka denganmu adalah dengan membuatnya tertawa.
Mudah-mudahan itu benar.
Aku benci terkejut melihat SMS kamu nongol di inbox-ku dan aku benci kenapa aku harus memakan waktu begitu lama untuk membalasnya,
menghapusnya,
memikirkan kata demi kata.
Aku benci ketika jatuh cinta,
semua detail yang aku ucapkan,
katakan,
kirimkan,
tuliskan ke kamu menjadi penting,
seolah-olah harus tanpa cacat,
atau aku bisa jadi kehilangan kamu.
Aku benci harus berada dalam posisi seperti itu.
Tapi, aku tidak bisa menawar, ya?
Aku benci harus menerjemahkan isyarat-isyarat kamu itu.
Apakah pertanyaan kamu itu sekadar pancingan atau retorika atau pertanyaan biasa yang aku salah artikan dengan penuh percaya diri?
Apakah kepalamu yang kamu senderkan di bahuku kemarin hanya gesture biasa,
atau ada maksud lain,
atau aku yang-sekali lagi-salah mengartikan dengan penuh percaya diri?
Aku benci harus memikirkan kamu sebelum tidur dan merasakan sesuatu yang bergerak dari dalam dada,
menjalar ke sekujur tubuh,
dan aku merasa pasrah,
gelisah.
Aku benci untuk berpikir aku bisa begini terus semalaman,
tanpa harus tidur.
Cukup begini saja.
Aku benci ketika kamu menempelkan kepalamu ke sisi kepalaku,
saat kamu mencoba untuk melihat sesuatu di handycam yang sedang aku pegang.
Oh, aku benci kenapa ketika kepala kita bersentuhan,
aku tidak bernapas,
aku merasa canggung,
aku ingin berlari jauh.
Aku benci aku harus sadar atas semua kecanggungan itu,
tapi tidak bisa melakukan apa-apa.
Aku benci ketika logika aku bersuara dan mengingatkan,
Hey! Ini hanya ketertarikan fisik semata, pada akhirnya kamu akan tahu, kalian berdua tidak punya anything in common,
harus dimentahkan oleh hati yang berkata,
Jangan hiraukan logikamu.
Aku benci harus mencari-cari kesalahan kecil yang ada di dalam diri kamu.
Kesalahan yang secara desperate aku cari dengan paksa karena aku benci untuk tahu bahwa kamu bisa saja sempurna,
kamu bisa saja tanpa cela, dan aku,
bisa saja benar-benar jatuh hati kepadamu.
Aku benci jatuh cinta, terutama kepada kamu.
Demi Tuhan, aku benci jatuh cinta kepada kamu.
Karena, di dalam perasaan menggebu-gebu ini;
di balik semua rasa kangen, takut, canggung, yang bergumul di dalam dan meletup pelan-pelan
aku takut sendirian.
Dengan penuh kebencian
Aku benci jatuh cinta
Aku benci merasa senang bertemu lagi dengan kamu,
tersenyum malu-malu, dan menebak-nebak
selalu menebak-nebak
Aku benci deg-degan menunggu kamu online.
Dan di saat kamu muncul,
aku akan tiduran tengkurap,
bantal di bawah dagu,
lalu berpikir,
tersenyum, dan berusaha mencari kalimat-kalimat lucu agar kamu,
di seberang sana,
bisa tertawa.
Karena, kata orang,
cara mudah membuat orang suka denganmu adalah dengan membuatnya tertawa.
Mudah-mudahan itu benar.
Aku benci terkejut melihat SMS kamu nongol di inbox-ku dan aku benci kenapa aku harus memakan waktu begitu lama untuk membalasnya,
menghapusnya,
memikirkan kata demi kata.
Aku benci ketika jatuh cinta,
semua detail yang aku ucapkan,
katakan,
kirimkan,
tuliskan ke kamu menjadi penting,
seolah-olah harus tanpa cacat,
atau aku bisa jadi kehilangan kamu.
Aku benci harus berada dalam posisi seperti itu.
Tapi, aku tidak bisa menawar, ya?
Aku benci harus menerjemahkan isyarat-isyarat kamu itu.
Apakah pertanyaan kamu itu sekadar pancingan atau retorika atau pertanyaan biasa yang aku salah artikan dengan penuh percaya diri?
Apakah kepalamu yang kamu senderkan di bahuku kemarin hanya gesture biasa,
atau ada maksud lain,
atau aku yang-sekali lagi-salah mengartikan dengan penuh percaya diri?
Aku benci harus memikirkan kamu sebelum tidur dan merasakan sesuatu yang bergerak dari dalam dada,
menjalar ke sekujur tubuh,
dan aku merasa pasrah,
gelisah.
Aku benci untuk berpikir aku bisa begini terus semalaman,
tanpa harus tidur.
Cukup begini saja.
Aku benci ketika kamu menempelkan kepalamu ke sisi kepalaku,
saat kamu mencoba untuk melihat sesuatu di handycam yang sedang aku pegang.
Oh, aku benci kenapa ketika kepala kita bersentuhan,
aku tidak bernapas,
aku merasa canggung,
aku ingin berlari jauh.
Aku benci aku harus sadar atas semua kecanggungan itu,
tapi tidak bisa melakukan apa-apa.
Aku benci ketika logika aku bersuara dan mengingatkan,
Hey! Ini hanya ketertarikan fisik semata, pada akhirnya kamu akan tahu, kalian berdua tidak punya anything in common,
harus dimentahkan oleh hati yang berkata,
Jangan hiraukan logikamu.
Aku benci harus mencari-cari kesalahan kecil yang ada di dalam diri kamu.
Kesalahan yang secara desperate aku cari dengan paksa karena aku benci untuk tahu bahwa kamu bisa saja sempurna,
kamu bisa saja tanpa cela, dan aku,
bisa saja benar-benar jatuh hati kepadamu.
Aku benci jatuh cinta, terutama kepada kamu.
Demi Tuhan, aku benci jatuh cinta kepada kamu.
Karena, di dalam perasaan menggebu-gebu ini;
di balik semua rasa kangen, takut, canggung, yang bergumul di dalam dan meletup pelan-pelan
aku takut sendirian.
Dari semua quotes nya Raditya Dika, ada 1 quote yang paling gue suka, nih quotes
nya :
“Yang namanya
gelap itu ngga ada, yang ada itu kekurangan cahaya. Padahal kalo lampu
diluar itu dinyalain atau bulan lebih diterangin, mungkin kita bisa lihat
pemandangan bagus. Mungkin
masalahnya ada pada jarak, jarak…jarak…jarak… Gue ulangin kata-kata itu
sampai ngga ada artinya lagi. Iya, mungkin jarak yang udah menggelapkan hubungan ini. Atau kita udah se'simpel ngga lagi melihat bulan yang sama. Sekarang dunia akan terus
berputar dan aku akan terus berdiri. Semoga dengan berakhirnya lagu ini, aku udah
bisa ngelupain kamu. SELAMAT ULANG TAHUN"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar