Kamis, 22 Oktober 2015

Dzawin Berpesan dalam Guyonan


Tak pernah tebersit dalam benak Dzawin Nur Ikram untuk menjadi comicstand up comedy-an. Berawal dari coba-coba mengisi acara stand up comedy yang diadakan oleh Organisasi Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) yang digelutinya, Dzawin mulai menyukai pertunjukkan komedi tunggal ini. Sejak itu, ia tertarik untuk belajar stand up comedy lebih dalam lagi.

Pada awal perjalanannya di dunia stand up comedy, ia mendapat pengalaman buruk. Dzawin diundang untuk mengisi acara ulang tahun Fakultas Adab dan Humaniora. Saat itu, tak satupun penonton tertawa dengan guyonannya. “Dilihatin orang dari lantai 1 sampai lantai 7, mereka ngga ada yang ketawa,” kenangnya.

Karena pengalaman itu, Dzawin sempat vakum dari stand up comedy. Setelah satu tahun, Dzawin akhirnya mencoba memulai kembali kegiatannya ber-stand up comedy dengan bergabung di berbagai komunitas.

Mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) ini menjelajah dari satu komunitas ke komunitas stand up comedy yang lain. Ia mencari-cari informasi komunitas dari internet. “Dulu nyari-nyari komunitas di kaskus, ternyata banyak komunitas stand up di sana. Pernah coba di komunitas stand up comedy Depok, Serpong, dan sekarang gabung di Bogor,” ujarnya.

Setelah menjajaki beberapa komunitas, jejaka asal Bogor ini berani unjuk gigi dalam ajang pencarian bakat Stand Up Comedy Indonesia (SUCI) 4 di Kompas Tv. Dzawin mengikuti audisi tersebut di Bandung. Dari banyaknya kontestan yang mengikuti ajang pencarian bakat tersebut, hanya 45 finalis mendapat golden tiket, Dzawin termasuk di dalamnya, bahkan ia bertahan hingga tujuh besar. “Dari 45, diseleksi lagi 20, dan sekarang yang tersisa tinggal 7 finalis,” ujar santri lulusan Latansa ini.

Dzawin memaparkan, awal-awal mencoba stand up comedy ia hanya mengikuti omongan orang lain, yang penting lucu. Tetapi sekarang, ia mulai berpikir ketika diberi waktu untuk bicara harus ada pesan penting yang ingin disampaikan.

Dzawin juga menambahkan, dalam pembuatan materi dibutuhkan pemikiran yang matang. Selama ini, ketika membuat materi ia sharing dengan guru stand up comedy-nya, Jui Purwoto dan teman-teman komunitasnya.

Baginya, untuk membuat materi yang berkesan bukanlah hal mudah. Comic dituntut untuk berpikir kreatif, pandai mengeksplorasi ide, dan lugas dalam menyampaikan pesan lewat guyonan di atas panggung.

Meskipun kini Dzawin telah tampil di televisi, bukan ia tak pernah mendapat tentangan dari orang tuanya. “Dulu sempat ngga diizinin orang tua karena nyita waktu banget, tapi sekarang udah masuk tv ya setuju-setuju aja,” guyonnya.

Karena kesibukkan menjadi salah satu finalis SUCI 4, Dzawin memutuskan untuk tidak mengambil kuliah pada semester ini. Rencananya, ia pun akan mengambil cuti pada semester depan. “Di Kompas dikarantina selama 3 hari, dan 2 hari disediakan untuk menyiapkan materi, kesemuanya dilakukan pada hari kuliah,” jelas Dzawin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar